RANJANG PANAS PEMBANTU SEXY (BAB 1)

 BAB 1

DIABAIKAN LAGI


    "Sayang aku capek banget, besok aja ya kapan-kapan, lagian besok aku harus bangun pagi. Aku besok ada tugas ke luar kota", Clara melepaskan ciuman Ryan.

    "Tapi aku pengen banget sayang", Ryan yang sudah meninggi tiba-tiba harus pasrah lagi dengan penolakan dari Clara.

    Ryan yang frustasi memakai lagi celana boxer-nya lalu dia berlalu keluar untuk mengisap rokok dan meminum teh. Saat dia menuju ke dapur, dia melihat kamar Susi yang terbuka sedikit. Susi yang kala itu sedang tengkurap sambil memainkan ponselnya. Tapi yang bikin penasaran Ryan adalah pemandangan malam ini yang membuat mata lelaki normal bisa tak berkedip adalah daster Susi yang minim itu terbang-terbang oleh tiupan kipas angin. Memperlihatkan paha mulus dan 2 bongkahan daging kenyal di belakang. Susi yang entah sengaja atau dia lupa menutup pintu kamarnya.

    "Ahh yaa ampun.." Ryan berlalu dari depan kamar Susi, takut Susi keburu melihatnya.

    Ryan duduk di taman belakang rumah dengan ditemani 1 gelas teh dan rokoknya. Ryan hanya menatap langit malam ini yang tak berbintang. Sama seperti kehidupannya yang monoton, semenjak istrinya menjadi seorang manager, sikap Clara pun ikut berubah. Clara sekarang menjadi sosok wanita yang dingin dan cuek, dia hanya sibuk dengan laptop dan juga gadgetnya. Rumah tangga yang dulu harmonis sekarang terasa dingin seperti di kutub utara.

    Sampai memasuki usia pernikahan yang ke-4 pun, mereka belum dikaruniai anak. Ryan yang sedang meratapi kehidupannya tiba-tiba dikagetkan dengan suara langkah seseorang.

    "Susi..." gumamnya lirih.

    Susi yang malam itu hanya menggunakan daster diatas lutut tanpa lengan, bahkan belahan dadanya pun terlihat begitu jelas. Ryan hanya menelan air liurnya menyaksikan sang pembantunya malam ini yang berpenampilan sexy. Susi yang tak mengetahui keberadaan Ryan langsung memasuki kamar mandi sambil memainkan ponselnya. Kamar mandi yang memang diperuntukkannya, cuman kamar mandi Susi harus melewati taman di belakang rumah terlebih dahulu.

    Dan ketika Susi keluar dari kamar mandi, Ryan pura-pura batuk, hingga membuat Susi merasa kaget.

    "Uhukk..uhukk..." Ryan pura-pura batuk

    "Tu-an Ryan..."Susi memanggil nama Ryan

    Tapi bukannya segera berlalu ke kamarnya, Susi malah menghanpiri Ryan yang kala itu hanya menggunakan celana boxer dan bertelanjang dada.

    "Tuan kok belum tidur, apa ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Susi sambil tersenyum amanis bagai gula.

    "Tidak ada Sus, saya hanya sedang tak bisa tidur. Kamu kenapa belum tidur?" tanya Ryan sambil menatap Susi tanpa berkedip. Karena memang penampilan Susi yang tak seperti biasanya. Biasanya dia hanya memakai kaos oblong dan celana-celana model joger.

    "Saya abis chatting sama pacar saya tuan, he he he..." ucap Susi dengan nada malu-malu, merah mukanya membuat Susi terlihat menggemaskan.

    "Kecil-kecil sudah pacaran kamu Sus.." ucap Ryan sambil menghisap rokoknya.

    "Ihhh.. saya mah sudah 21 tahun atuh tuan, sudah bukan anak-anak lagi, sudah waktunya nyari calon suami, he he he.." jawab Susi bersikap malu-malu dengan senyum mengembang.

    "Trus ngapain kamu berdiri disitu, sini duduk temenin saya nge-teh", titah Ryan

    "Tapi nanti kalau nyonya lihat saya teh nggak enak tuan", jawab Susi pura-pura menolak

    "Enggak ada, Clara sudah tidur, sudah sini duduk sebentar", ucap Ryan cuek

    Susi menurut, dia duduk di kursi berhadapan dengan Ryan. Susi yang malam itu menggunakan baju minim sehingga kala ia duduk, paha mulusnya terlihat begitu jelas dan hampir tak tertutup. Belum lagi leher jenjang dan belahan dadanya yang terlihat mulus menantang membuat Ryan berkali-kali menelan air liurnya.

    "Sial, pembantu gue ternyata cantik dan sexy banget" gumam Ryan dalam hati.

    Susi yang semakin salah tingkah hanya menggeser-geserkan posisi duduknya.

    "Kamu kenapa Sus, kedinginan?" tanya Ryan yang hampir tak bisa menyembunyikan sesuatu yang tegang di bawah sana.

    "Ahh enggak tuan, saya mah emang biasa kalau mau tidur pasti kaya gini. Saya nggak tahan gerah tuan" Jawab Susi sambil memegangi ujung dasternya.

    "Memangnya Clara nggak kasih kamu kipas angin ya?" tanya Ryan pura-pura, padahal dia saja tadi melihat daster Susi terbang oleh kipas angin di kamarnya.

    "Ada kok tuan, cuman biasanya saya kan tinggal di Sukabumi yang udaranya dingin, jadi belum terbiasa dengan cuaca panasnya kota Jakarta tuan", terang Susi yang dari tadi tak beranio menatap mata majikannya itu.

    Ryan memang sosok lelaki tampan, memiliki tubuh tegap dan dada bidang dengan kulit sawo matang. Ryan terus memandangi wajah Ayu pembantunya yang baru ia sadari. Karena Susi juga baru 3 bulan kerja di rumah Ryan dan Clara. Semenjak Clara jadi manager, Clara tak sempat menghandle pekerjaan rumah sehingga mengharuskan mereka mencari asisten rumah tangga.

    Malam ini tanpa sengaja Ryan melihat pemandangan indah tanpa sengaja yang disuguhkan gadis belia yang menjadi asisten rumah tangganya. Ryan yang terus memandangi SUsi dari ujung rambut sampai ujung kaki, sangat terpesona dengan kemolekan tubuh Susi yang masih terlihat 'bersegel', sedang Susi hanya senyum malu-malu sambil terus memainkan ujung dasternya.

    "Sus, cowok kamu orang mana?" selidik Ryan

    "Orang tetangga kampung saya tuan", jawab Susi

    "Kerja dimana cowoknya Sus?" lanjut Ryan

    "Hanya bantuin orang tuanya saja kok tuan", jawab Susi lagi

    "Sus, kamu itu cantik, kamu bisa cari yang lebih mapan dan lebih kaya. Buat masa depanmu juga kan Sus?, ucap Ryan sambil menyeruput teh nya.

    "Tapi orang kaya mana yang mau sama pembantu tuan, hehehe.." jawab SUsi seraya membetulkan ikatan rambutnya yang terlepas.

    Saat Susi mengangkat kedua tangannya ke arah rambut, nampak kedua tangan jenjang Susi terangkat, memperlihatkan ketiaknya yang bersih mulus tanpa bulu. Ryan berkali-kali menelan air liurnya. Dan berlama-lama dengan Susi membuatnya makin tak bisa menahan sesuatu yang sudah menegang hingga ribuan volt. Sebelum Ryan merasa khilaf, akhirnya Ryan mempersilahkan Susi masuk ke kamarnya.

    "Sus, ini sudah jam 00.00, kamu tidur dulu sana, besok bisa kesiangan bikinin saya sarapan. Besok saya minta bikinin sarapan susu rendah kalori sama telur rebus setengah matangnya 4 ya", ucap Ryan sambil mengelus tangan Susi yang putih.

    "Baik tuan, pasti besok saya buatkan spesial untuk tuan Ryan", ucap Susi seraya berdiri dan malu-malu kucing.

    Ryan menatap Susi tanpa berkedip, Susi yang merasa diperhatikan hanya senyum-senyum sambil berlalu menuju kamarnya. Susi berjalan seperti sengaja memperlihatkan keindahan kaki jenjang dan 2 bongkahan daging yang indah, membuat Ryan tak bisa berkedip di buatnya. Clara memang elegan dan cantik, tapi Susi cantik dan memiliki body yang ternyata aduhai.

    "Shit.. Susi kenapa bodymu begitu sempurna?" gumam Ryan yang tak bisa menampik kemolekan tubuh pembantunya.

    Susi memang gadis yang cantik, memiliki badan yang tinggi semampai dan bodynya seperti gitar spanyol. Lelaki mana yang tidak tergoda jika disuguhkan oleh kemolekan tubuh mulusnya.


.....B E R S AM B U N G....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RANJANG PANAS PEMBANTU SEXY (BAB 2)